Rabu, 20 Mei 2020, SustaIN menggelar webinar perdananya dengan tema, “A New Normal: Leadership Challenges or Opportunities?” Webinar ini menghadirkan lima narasumber, yaitu Deputy Director of Strategic Policy Unit, Center for Policy Analysis and Harmonization Ministry of Finance Indonesia, Jadi Haposan Manurung, VP of Operation Alodokter, Tantia Dian, Head of Carrier Services & International Roaming at Hutchison 3 Indonesia, Lisbon Simangunsong, Brand Consultant & Etnographer, ETNOMARK Consulting, Amalia E. Maulana, dan Executive GM of Adjacent Business PT Angkasa Pura II, Yosrizal Syamsuri, serta dimoderatori oleh Direktur SustaIN, Nadia Sarah. Kegiatan yang diselenggarakan dari pukul 15.00-16.30 WIB tersebut diselenggarakan secara daring dan diikuti oleh lebih dari 100 peserta.
Sebagai pemateri pertama, Deputy Director of Strategic Policy Unit, Center for Policy Analysis and Harmonization Ministry of Finance Indonesia, Jadi Haposan Manurung menjabarkan tentang bagaimana pandemi Covid-19 ini menyebar begitu cepat dan luas, sehingga pemerintah sebagai pemimpin harus mengambil langkah dan keputusan yang cepat dan tepat untuk mengantisipasinya. Beberapa kebijakan pun telah diambil dan dilakukan pemerintah terkait Covid-19 ini. Meski pengambilan keputusan ini tergolong cepat dan mendadak, pemerintah tetap melakukannya sesuai dengan prosedur yang berlaku dan telah melakukan kajian yang matang sebelum mengambil keputusan tersebut.
Lebih lanjut, Jadi menjelaskan bahwa dampak pandemi Covid-19 ini semakin meluas, tidak hanyak dalam sektor kesehatan namun juga merambat ke sektor sosial, ekonomi, dan keuangan. Dampak yang dimaksud dalam sektor sosial ini adalah banyak orang yang kehilangan pekerjaan sehingga penghasilannya berkurang bahkan tidak berpenghasilan. Hal itu kemudian berdampak kepada perekonomian, di mana daya beli masyarakat menjadi rendah. Daya beli yang rendah mengakibatkan keuangan negara pun menjadi melemah. Oleh karena itu, memang menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah sebagai pemimpin, karena harus mengambil langkah dan kebijakan yang tepat dengan cepat, dengan tetap mempertimbangkan seluruh aspek tersebut.
Jadi menyimpulkan bahwa pemerintah tidak mungkin bekerja sendiri. Pemerintah memerlukan kerja sama dan dukungan dari masyarakat untuk bersama-sama menghadapi pandemi Covid-19 ini. Masyarakat diminta untuk mengikuti semua aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dari sisi pemerintah, Jadi juga mengatakan bahwa semua kebijakan dan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah ini dilakukan dengan transparan dan akuntabel sehingga dapat dipertanggungjawabkan dengan adanya laporan akhir tahun serta siap diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Webinar dilanjutkan oleh VP of Operation Alodokter, Tantia Dian. Tantia memaparkan tentang bagaimana kita dapat memaksimalkan pemanfaatan teknologi dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini. Sebagai pemimpin, kita harus memandang setiap masalah itu sebagai tantangan dan harus jeli melihat peluang yang ada.
Khususnya dalam hal pandemi Covid-19, Tantia melihat permasalahan utama yang ada adalah banyaknya informasi-informasi yang tidak benar tentang virus corona itu sendiri. Selain itu, ada pula pandangan di tengah masyarakat bahwa membicarakan tentang topik kesehatan itu adalah hal yang menyeramkan. Tantia melihat bahwa solusi dari permasalahan itu adalah menyediakan informasi terkait virus corona yang benar dan mudah dipahami oleh masyarakat serta berusaha membuat masyarakat tidak lagi enggan untuk membicarakan tentang topik kesehatan.
Berangkat dari hal tersebut, Tantia dan Alodokter membuat beberapa inovasi seperti membuat goyang cuci tangan yang sempat viral, menjadi salah satu penyedia informasi terpercaya terkait virus corona, konsultasi dokter gratis secara online, melegalkan pemberian resep dokter secara online, dan sebagainya. Hasilnya pun memuaskan, masyarakat sudah mulai terbiasa membicarakan tentang topik kesehatan dan tidak segan-segan lagi untuk berkonsultasi dengan dokter.
Sebagai pembicara ketiga, Head of Carrier Services & International Roaming at Hutchison 3 Indonesia, Lisbon Simangunsong memaparkan tentang bagaimana sebaiknya kita sebagai pemimpin bersikap dan bertindak dalam kondisi pandemi Covid-19 ini. Pertama, kita harus menyadari apa saja yang berubah dari diri kita dan bisnis kita. Setelah itu, kita harus menentukan tujuan kita atau mau di bawa ke mana bisnis kita. Kemudian tentu kita harus melakukan tindakan atau aksi agar kita dapat mencapai tujuan tersebut. Selama proses tersebut, kita harus memperhatikan respon yang timbul dari setiap aksi yang kita lakukan dan tetap berusaha jika mengalami suatu kegagalan. Dan tentu saja, semua yang kita lakukan jangan lupa disertai dengan doa.
Lisbon mengingatkan, agar kita sebagai pemimpin dapat berhasil melakukan tindakan-tindakan perubahan tersebut dengan baik dan mendapat dukungan dari orang-orang di sekitar kita, kita harus meningkatkan kualitas diri kita. Kualitas yang dimaksud antara lain adalah menjadi orang yang dapat dipercaya, menguasai bidang bisnis yang dijalani, menguasai teknologi, kreatif, mampu beradaptasi dengan kondisi yang cepat berubah, serta percaya diri. Lisbon juga menguatkan pernyataan Tantia tentang bagaimana seorang pemimpin harus mampu melihat peluang-peluang yang ada dari sebuah masalah yang terjadi.
Webinar dilanjutkan dengan pemaparan dari Brand Consultant & Etnographer, ETNOMARK Consulting, Amalia E. Maulana yang membahas tentang bagaimana kita tetap harus memahami konsumen kita. Dengan memahami karakteristik dan kebutuhan konsumen kita, hal itu dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi kita sebagai pemimpin dalam mengambil keputusan atau tindakan yang akan dilakukan.
Selain memahami karakteristik dan kebutuhan konsumen, Amalia juga mengingatkan agar kita harus selalu senantiasa menjaga relasi atau hubungan baik dengan konsumen kita. Dalam pemaparannya, Amalia juga menjelaskan lebih detil tentang bagaimana cara kita menjaga relasi dan hubungan baik dengan konsumen kita.
Sebagai penutup, Executive GM of Adjacent Business PT Angkasa Pura II, Yosrizal Syamsuri memaparkan terkait bagaimana strategi PT Angkasa Pura II dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini. Yosrizal mengakui bahwa saat ini Angkasa Pura II sedang mengalami penurunan yang signifikan karena transportasi udara atau penerbangan sangat dibatasi. Hal ini membuat PT Angkasa Pura II mengambil langkah-langkah untuk bertahan atau survival.
Yosrizal memaparkan, strategi pertama yang diambil PT Angkasa Pura II adalah mempertahankan karyawan atau employee first. Langkah ini diambil karena Angkasa Pura II yakin bahwa dengan memberi rasa aman kepada karyawan, karyawan akan lebih loyal terhadap perusahaan dan menjadi lebih siap untuk bekerja lebih baik lagi ketika kondisi sudah kembali seperti semula. Selain mempertahankan karyawan, tentunya Angkasa Pura II juga menyiapkan kebijakan-kebijakan baru untuk menghadapi new normal.
Untuk selengkapnya, webinar,
dapat anda saksikan di tautan https://www.youtube.com/watch?v=hOtbJX3vfjI&t=9s. (DL/NS)